Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada September 2025 tercatat sebesar 53,02. Angka ini menurun 0,53 poin dibandingkan Agustus 2025 yang berada di level 53,55.
Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Widjanarko mengatakan penurunan IKI pada bulan September merupakan fenomena musiman bagi industri alas kaki.
Menurutnya, order produksi untuk kebutuhan penjualan musim dingin biasanya baru turun di bulan ini, sementara peningkatan produksi akan kembali terlihat pada Oktober.
“Jadi ada sedikit low season, hal ini biasa terjadi dalam siklus tahunan. Tahun-tahun sebelumnya pun demikian,” ujar Eddy kepada Kontan, Selasa (30/9/2025).
Ia menambahkan, agar kepercayaan industri kembali menguat, pemerintah perlu memberikan kepastian dan dukungan, antara lain melalui relaksasi aturan industri dan ekspor, perbaikan sistem perpajakan, serta penurunan biaya tinggi yang membebani pelaku usaha.
Baca Juga: Aprisindo Sebut Peru Bisa Jadi Alternatif Pasar Ekspor Alas Kaki Indonesia
“High cost itu yang sebetulnya membuat kepercayaan industri sangat menurun,” kata Eddy.
Lebih lanjut, ia mengatakan banyak investor yang sebenarnya berminat masuk ke Indonesia, namun sebagian mundur karena birokrasi berbelit, kebijakan yang kerap berubah, dan minimnya kepastian jangka panjang.
“Hal-hal seperti itu mungkin pemerintah lebih tahu bagaimana mengatasinya,” kata Eddy.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arief menegaskan bahwa meski turun, IKI masih berada di zona ekspansi.
Bahkan, dibandingkan September 2024 yang berada di posisi 52,48, capaian September 2025 justru meningkat 0,54 poin.
Baca Juga: AS Jadi Market Ekspor Terbesar Industri Alas Kaki Indonesia, Begini Kata Aprisindo
Dari 23 subsektor industri pengolahan non-migas yang dianalisis Kemenperin, 21 subsektor masih mencatat ekspansi.
Sementara dua subsektor yang mengalami kontraksi adalah industri komputer, barang elektronik dan optik (KBLI 26), serta industri reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan (KBLI 33).
Febri merinci, IKI Ekspor turun tipis 0,12 poin menjadi 53,99, sedangkan IKI Domestik melemah 0,72 poin ke level 51,92.
Dari sisi variabel pembentuk, pesanan baru menyusut 3,59 poin menjadi 53,79, sementara persediaan produk turun 1,18 poin ke posisi 55,86.
“Berkebalikan dengan itu, variabel produksi justru naik 5,01 poin ke level 49,85. Jadi, industri manufaktur pada bulan September produksinya lebih bagus dibandingkan Agustus,” jelas Febri.
Baca Juga: Selamatkan Ekspor Produk Alas Kaki, Aprisindo Minta Pemerintah Tuntaskan IEU-CEPA
Selanjutnya: Transformasi Global Tekan Industri Maritim, PMSol Dorong Pengembangan SDM Kompetitif
Menarik Dibaca: IHSG Rawan Melemah, Cek Rekomendasi Saham MNC Sekuritas Rabu (1/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News