kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.535.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 16.185   15,00   0,09%
  • IDX 7.066   -14,26   -0,20%
  • KOMPAS100 1.050   -5,03   -0,48%
  • LQ45 822   -4,62   -0,56%
  • ISSI 212   -0,35   -0,17%
  • IDX30 422   -2,58   -0,61%
  • IDXHIDIV20 503   -3,62   -0,72%
  • IDX80 120   -0,51   -0,43%
  • IDXV30 124   -0,36   -0,29%
  • IDXQ30 139   -0,83   -0,59%

Impementasi B40 Berpotensi Kerek Biaya Sektor Konstruksi Hingga 20%


Minggu, 05 Januari 2025 / 14:15 WIB
Impementasi B40 Berpotensi Kerek Biaya Sektor Konstruksi Hingga 20%
ILUSTRASI. Pekerja menunjukan buah kelapa sawit di lahan milik PT Perkebunan Nusantara VIII, Cimulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (4/11/2024). Kementerian ESDM memastikan bahwa program penggunaan wajib biodiesel 40 persen (B40) akan diimplementasikan pada 1 Januari 2025 sebagai salah satu upaya mewujudkan swasembada energi. ANTARA FOTO/Alif Bintang/aaa/YU


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Rencana implementasi B40 per Februari 2025 berpotensi mengerek biaya operasional untuk sektor konstruksi.

Gabungan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menilai peningkatan kandungan fatty acid methyl ester (FAME) dai 30% menjadi 40% akan berdampak pada biaya perawatan mesin dan alat berat.

Wakil Sekjen III Gapensi Errika Ferdinata menjelaskan, implementasi B40 dapat membawa manfaat dalam pengurangan emisi karbon. Meski demikian, ada potensi kenaikan biaya operasional untuk industri konstruksi.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Penerapan B40 Bakal Hemat Devisa Rp 147,5 Triliun

"Dengan kandungan FAME yang lebih tinggi, biaya perawatan mesin dan alat berat bisa meningkat sekitar 15%-20% dibandingkan B30, akibat risiko korosi, penyumbatan filter, dan penurunan efisiensi bahan bakar," ujar Errika kepada Kontan, Minggu (5/1).

Errika menjelaskan, perusahaan skala besar umumnya lebih siap dalam menghadapi rencana implementasi B40. Kondisi berbeda dialami perusahaan skala kecil dan menengah yang harus menghadapi tantangan finansial dan teknis.

Menurutnya, dalam menghadapi tantangan kenaikan biaya yang terjadi, ada beberapa opsi yang bisa ditempuh oleh pelaku usaha. 

Pertama, menekan biaya operasional dengan efisiensi perawatan dan penggunaan alat berat. Kedua,  meningkatkan harga penawaran proyek dengan mempertimbangkan daya saing pasar.  

Baca Juga: B40 Resmi Diluncurkan, Kementerian ESDM Targetkan B50 pada 2026

"Namun, jika harga ditingkatkan, tantangan berikutnya adalah memastikan penawaran tetap kompetitif, misalnya dengan menawarkan nilai tambah seperti kualitas kerja yang lebih baik atau efisiensi waktu," jelas Errika.

Errika menambahkan, untuk mendukung perusahaan konstruksi kecil dan menengah, dibutuhkan dukungan finansial.

Dukungan finansial ini meliputi pemberian subsidi maupun insentif bagi perusahaan kecil-menengah untuk memodifikasi atau mengganti alat berat agar kompatibel dengan B40.

Bentuk dukungan finansial lain yakni dengan penawaran skema pembiayaan dengan bunga rendah untuk pembelian alat berat yang lebih modern.  

Selain itu, Gapensi menilai perlu ada edukasi dan pendampingan berupa pelatihan teknis terkait penggunaan dan perawatan mesin dengan B40.  Kemudian, dukungan untuk peningkatan akses informasi tentang cara mengelola risiko teknis akibat penggunaan B40.  

Baca Juga: Skema Baru B40: Subsidi Hanya untuk 7,55 Juta Kilo Liter

Lalu, dibutuhkan dukungan kebijakan penyesuaian harga berupa fleksibilitas dalam kebijakan tender proyek pemerintah yang berdampak signifikan.

"Sehingga perusahaan dapat menyesuaikan harga penawaran untuk mengimbangi kenaikan biaya operasional," kata Errika.

Dukungan lain yakni dengan melibatkan industri konstruksi di mana asosiasi konstruksi dapat mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan kecil-menengah, sehingga kebijakan yang dibuat lebih tepat sasaran.

Selanjutnya: Imbal Hasil SBN Diperkirakan Meningkat Imbas Ketidakpastian Global

Menarik Dibaca: Ini Daftar 10 Benda yang Tidak Boleh Anda Cuci dengan Sabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×