Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pendingin ruangan (air conditioner/AC) dalam negeri menunjukkan geliat pertumbuhan seiring dengan peningkatan permintaan pasar dan masuknya investasi dari sejumlah produsen.
PT Daikin Industries Indonesia (DIID) secara resmi memulai produksi massal di pabrik AC hunian skala penuh pertamanya pada Rabu (14/5).
Pabrik yang berlokasi di Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat ini dijadwalkan mulai merilis produk AC ke pasar Indonesia pada Juli 2025.
Baca Juga: Industri AC Berpeluang Raup Cuan dari Program 3 Juta Rumah
Pabrik tersebut berdiri dengan nilai investasi sebesar Rp 3,3 triliun dan memiliki kapasitas produksi hingga 1,5 juta unit AC rumah tangga per tahun.
Presiden Direktur Daikin Industries Indonesia, Khamhaeng Boonthavee, menyatakan bahwa fasilitas manufaktur ini dibangun dengan standar dan prosedur produksi Jepang.
"Pabrik AC hunian skala penuh pertama di Indonesia ini dibangun dengan visi menghadirkan produk-produk Daikin yang terstandarisasi secara global," terang Khamhaeng.
Produsen lainnya, PT LG Electronics Indonesia, juga berencana mengoperasikan pabrik AC di Cibitung, Bekasi, pada tahun ini.
Pabrik tersebut dibangun dengan investasi sebesar US$ 22 juta atau setara Rp 374 miliar, dan akan memproduksi hingga 1,8 juta unit AC. LG pun berencana menambah kapasitas produksinya di masa mendatang.
Baca Juga: Bisnis Makin Segar, Industri AC Berpotensi Raup Cuan dari Program 3 Juta Rumah
Selain itu, Xiaomi turut memasuki pasar AC Indonesia dengan meluncurkan produk smart AC. Perusahaan ini akan meluncurkan Mijia Air Conditioner Pro Eco 5-Star 1 PK Inverter pada Maret 2025.
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, mengungkapkan bahwa peningkatan suhu mendorong kenaikan permintaan AC di dalam negeri.
"Pasar di dalam negeri yang terus meningkat mendorong merek-merek multinasional berinvestasi. Beberapa produsen AC rumah tangga mulai berinvestasi, antara lain Sharp, Daikin, LG dan Midea," ungkap dia kepada KONTAN, Selasa (20/5).
Faisol menyebutkan bahwa kebutuhan AC di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 5 juta hingga 6 juta unit per tahun. Sementara itu, kapasitas manufaktur dan perakitan nasional mencapai 10 juta unit per tahun.
Namun, tingkat pemanfaatan kapasitas produksi (utilisasi) industri AC masih rendah, yakni sekitar 30%–40%. Hal ini dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel), Daniel Suhardiman.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Pacu Modernisasi Industri Pupuk Nasional dengan Teknologi & Inovasi
Daniel menyampaikan bahwa saat ini terdapat 18 merek yang melakukan perakitan maupun produksi penuh di Indonesia, dengan total kapasitas produksi lebih dari 4 juta unit untuk pasar domestik dan ekspor. Meski demikian, tingkat utilisasi industri masih berada di kisaran 40%–50%.
Ia menambahkan bahwa permintaan AC residensial di dalam negeri berkisar 2,5 juta unit per tahun. Dari jumlah tersebut, produksi dalam negeri baru mampu memenuhi sekitar 60% hingga 70%.
Tren permintaan memang meningkat, namun pelaku usaha tetap mewaspadai pelemahan daya beli masyarakat dan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang dapat berdampak terhadap pasar.
Selanjutnya: Dalam Jangka Pendek, Harga Emas Masih Akan Tertekan
Menarik Dibaca: 15 Cara Alami Menurunkan Tekanan Darah Tinggi Tanpa Obat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News