Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Sahid Sudirman Center di Sahid City, Jl Jend Sudirman, Jakarta Pusat, akan dibuka untuk publik, sekaligus memulai operasinya pada Sabtu besok (14/3/2015). Gedung perkantoran tertinggi kedua setelah Wisma 46 ini rencananya akan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Sahid Sudirman Center merupakan hasil kerja dari aliansi strategis Sahid Group, Pikko Land Group, dan Tan Kian. Ketinggian gedung ini mencapai 59 lantai atau 258 meter. Hanya kalah dari Wisma 46 yang menjulang 261,9 meter.
Luas total bangunan Sahid Sudirman Center sekitar 207.000 meter persegi. 133.000 meter persegi atau 54 lantai di antaranya dialokasikan untuk fungsi perkantoran. Sisanya merupakan fasilitas penunjang seperti parkir dan area servis.
Untuk membangun perkantoran di atas lahan seluas 1,1 hektar tersebut, konsorsium ini merogoh dana investasi senilai Rp 1,5 triliun.
Sahid Sudirman Center sendiri berada di dalam area pengembangan terintegrasi Sahid City seluas 5,5 hektar. Sebelumnya telah dibangun Grand Sahid Jaya Hotel, Sahid Sudirman Residence, Istana Sahid Apartemen, Sahid Office Boutique, dan Sahid Sahirman Memorial Hospital.
Gedung perkantoran dengan fasad yang didominasi kaca ini dipasarkan secara hibrid, strata, dan sewa dengan harga jual perdana Rp 24 juta per meter persegi. Saat ini harga jualnya menembus angka Rp 55 juta per meter persegi, sedangkan harga sewa dipatok pada level 50 dollar AS per meter persegi.
Dengan beroperasinya Sahid Sudirman Center, Indonesia atau Jakarta khususnya memiliki dua bangunan perkantoran dengan tinggi di atas 250 meter. Namun, rekor ini akan dipatahkan Cemindo Tower, Menara Astra, The St Moritz Tower, Thamrin Nine Tower 1, dan Icon Tower 1 dengan ketinggian di atas 270 meter hingga 350 meter (supertall). Seluruhnya masih dalam tahap konstruksi.
Persaingan ketat
Senior Vice President of Research and Consultancy Coldwell Banker Indonesia, Tommy Bastami, mengatakan, kehadiran Sahid Sudirman Center, akan mendorong persaingan pasar perkantoran di kawasan central business district (CBD) Jakarta semakin ketat.
"Selain faktor harga, profil, dan spesifikasi gedung yang sesuai dengan preferensi penyewalah yang akan dapat mempertahankan kinerjanya," tutur Tommy kepada Kompas.com, Jumat (13/3/2015).
Tahun ini, menurut riset Colliers International Indonesia, pasokan perkantoran bertambah 12,6 persen menjadi total 5,39 juta meter persegi. Terdapat lima gedung perkantoran dengan luas bangunan 100.000 meter persegi ke atas yang akan beroperasi pada 2015 hingga 2018 mendatang.
Kendati banyak gedung yang beroperasi, namun Tommy tak khawatir tingkat hunian akan anjlok. Tingkat hunian, hanya akan terkoreksi sedikit, karena gedung baru yang beroperasi telah memiliki pra-komitmen dari perusahaan-perusahaan yang menjadi penyewanya. (Hilda B Alexander)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News