Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menaikkan kandungan biodiesel atau bahan bakar nabati (BBN) dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis solar mulai April 2015.
Dalam rencana terbaru pemerintah, kandungan biodiesel pada solar akan naik dari 10% (B-10) menjadi 15% (B-15). Namun, sebelum rencana ini berlaku, Sudirman Said, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan merevisi terlebih dulu aturan tentang pemakaian BBN.
Aturan yang akan direvisi adalah Peraturan Menteri ESDM Nomor 20/2014 tentang perubahan kedua Permen ESDM Nomor 38/2008 terkait penyediaan, pemanfaatan dan tata niaga BBN. "Senin (hari ini) kami proses revisinya," kata Sudirman, Sabtu (14/3).
Tujuan peningkatan pemakaian BBN adalah mengatasi pelemahan kurs rupiah. Jika pemakaian BBN naik, maka nilai impor solar yang dibeli dengan dolar Amerika Serikat (AS) berkurang.
Selain itu, kenaikan konsumsi biodiesel bisa berdampak positif bagi perekonomian Sudirman yakin, beleid hasil revisi keluar bulan ini dan berlaku mulai April. "Kami juga mengkaji mempercepat pemakaian biodiesel 20% (B-20). Semula berlaku Januari 2016, nanti kami majukan," kata Sudirman.
Yang jelas, kenaikan kandungan biodiesel untuk solar akan menambah kebutuhan biodiesel. Dalam hitungan ESDM, dengan memakai 10% biodiesel pada BBM kebutuhan biodiesel mencapai 3,41 juta kilo liter (kl). "Kalau kandungan biodiesel naik jadi 15%, kebutuhan biodiesel naik menjadi 5,3 juta kl," kata Dadan, Sabtu (14/3).
Walaupun kebutuhan naik, Dadan optimistis, produsen biodiesel bisa memenuhinya. Sebab, ada 26 perusahaan yang memproduksi biodiesel berkapasitas 5,66 juta kl per tahun. Mereka diantaranya adalah PT Wilmar Bio Energi Indonesia, PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Musim Mas.
Asal tahu saja, sepanjang tahun lalu, produksi biodiesel negeri ini mencapai 3,4 juta kl. Sebanyak 1,7 juta kl untuk pasar dalam negeri, dan sisanya diekspor. Hitungan Dadan, dengan memakai biodiesel 15% dari kandungan solar, potensi penghematan devisa mencapai US$ 3,18 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News