Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
Sementara itu, bagi PT Mahkota Group Tbk (MGRO), kebijakan DMO minyak sawit harus diiringi dengan harga sawit yang menarik.
Sekretaris Perusahaan MGRO Elvi memaparkan, Pertamina selaku produsen biodiesel yang mewakili perusahaan pelat merah telah berkomitmen, siap melaksanakan program B100. Tentunya ini memerlukan jaminan ketersediaan pasokan CPO dari produsen dengan harga jual yg lebih murah dibandingkan dengan harga ekspor sehingga nantinya harga biodisel B100 dapat kompetitif.
"Sedangkan dari sisi pelaku usaha sawit baik hulu maupun hilir tentunya juga tidak mau dirugikan akibat adanya DMO ini terutama dari sisi harga," tegas dia, di kesempatan yang berbeda.
Baca Juga: Malaysia ajukan kasus sawit ke WTO, sektor perkebunan melesat paling tinggi
Walaupun begitu, jika semua faktor yang disepakati dapat diterima mayoritas pelaku pasar CPO, tentunya akan meningkatkan konsumsi sawit di pasar domestik apalagi didukung dengan berlakunya wajib emisi euro 4 kendaraan diesel di April 2022
Secara umum, Elvi menyatakan harga sawit di dalam negeri lebih rendah. Namun, tidak terpaut terlalu jauh jika dibanding dengan harga ekspor.
"Sebab harga domestik sendiri juga base on dari harga global. Harga ekspor sendiri bisa lebih berfluktuasi karena adanya selisih nilai konversi mata uang," lanjut dia.
Lantas, jika terdapat sisi keuntungan bagi perusahaan dalam program B100, Elvi menyatakan MGRO akan memprioritaskan peningkatan penjualan lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News