kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kerjasama Air Product bangun proyek DME diteken, PTBA-Pertamina bisa dapat saham 40%


Selasa, 08 Desember 2020 / 23:11 WIB
Kerjasama Air Product bangun proyek DME diteken, PTBA-Pertamina bisa dapat saham 40%
ILUSTRASI. Kerjasama Air Product bangun proyek DME ditekeni, PTBA-Pertamina bisa dapat saham 40%


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Kendati begitu, Arviyan mengakui masih perlu dorongan dari pemerintah agar proyek ini bisa kompetitif secara keekonomian. Pasalnya, struktur harga antara LPG sebagai komoditas dan DME sebagai produk memang berbeda.

Kendati begitu, harga DME diklaim lebih murah ketimbang impor LPG. Arviyan memberikan gambaran, selama tahun 2019, rata-rata harga impor LPG sebesar US$ 568 per ton. Bahkan rata-rata dalam 10 tahun terakhir mencapai US$ 650 per ton.

Sedangkan harga DME berkisar di angka US$ 420 per ton. "Dan kita masih berusaha untuk melakukan efisiensi dari segala sisi," sambung Arviyan.

Baca Juga: Kementerian ESDM klaim proyek batubara menjadi DME hasilkan enam dampak positif

Untuk membuat proyek dan produk DME menjadi kompetitif, Arviyan menilai perlu ada regulasi yang memungkinkan adanya pengalihan subsidi negara dari LPG ke DME. Kata dia, PTBA bersama Pertamina pun sedang membicarakan usulan ini ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan.

"Dua-duanya mungkin memerlukan subsidi dari negara (LPG dan DME). Maka perlu payung huku untuk bisa membolehkan pengalihan subsidi dari LPG ke DME. Kalau buat pemerintah ini kan masalah variable subsidi sama fix subsidi saja sebenarnya. Kalau LPG bisa naik turun, kalau DME akan fix," pungkas Arviyan.

Selanjutnya: Kementerian ESDM pastikan target produksi batubara di 2021 sebesar 550 juta ton

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×