Reporter: Adisti Dini Indreswari, Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Dalam dua bulan terakhir, harga ayam turun signifikan. Jika pada Agustus lalu harganya Rp 40.000 per kilogram (kg), kini di bawah Rp 30.000 per kg. Penyebabnya adalah kelebihan pasokan. Peternak menanggung rugi karena harga ayam di tingkat peternak di bawah Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp 17.000 per kg.
Tak ingin situasi ini terulang lagi, Kementerian Pertanian (Kemtan) menyiapkan sejumlah kebijakan untuk menggairahkan kembali industri peternakan ayam. Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian menyatakan sudah mengantongi kebijakan yang akan segera diterapkan.
Pertama, untuk mengurangi pasokan ayam yang melimpah sehingga harga jatuh, Kemtan bersama peternak akan memusnahkan 6 juta bibit ayam. Kedua, Kemtan juga mendorong ekspor bibit ayam ke berbagai negara, terutama di kawasan Asia, seperti Myanmar, agar pasokan ayam dalam negeri tidak berlebihan sehingga harga ayam kembali normal dan menguntungkan peternak serta tidak menekan konsumen. "Saya sudah mengundang 15 perusahaan pembibitan ayam untuk mengurangi pasokan bibit dengan memusnahkan 6 juta ekor," ujar Amran, Rabu (7/10).
Dari dua kebijakan ini, Kemtan akan memantau perkembangan kondisi peternakan ayam di lapangan. Meskipun dalam dua bulan terakhir ini harga ayam jatuh, tapi Amran mengklaim peternak masih untung meski marginnya tipis.
Amran menghitung biaya produksi di salah satu peternakan ayam di Sukabumi, Jawa Barat. Dengan harga sekarang, peternak masih untung sekitar Rp 2.000 per kg.
Dalam perhitungan Amran, peternak rakyat ini mengeluarkan biaya produksi sebesar Rp 16.000 per ekor ayam yang rata-rata beratnya sekitar 1 kg. Sementara, peternak tersebut menjual dengan harga Rp 18.000 - Rp 19.000 per kg di pasaran. Perhitungan tersebut sudah termasuk risiko kematian selama pembibitan.
Ketiga, untuk mendorong agar peternak ayam bisa meningkatkan usahanya, pemerintah telah berupaya menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada 2015 dari 24% menjadi 12% dan dananya mencapai Rp 30 triliun. "Ini peluang bagi peternak rakyat untuk mengajukan pinjaman KUR," tandas Amran.
Tapi, Anakku Iskandar, peternak ayam asal Sukabumi mengatakan, sejak dua bulan terakhir, harga ayam jatuh sehingga menanggung rugi.
Tak ingin rugi lebih dalam, Iskandar bilang, saat ini ia masih menahan 20.000 ekor ayam berusia 30 hari yang siap dipotong dengan berat rata-rata 1 kg per ekor di kandang.
Sebelumnya, pada awal September lalu, harga ayam di peternak sempat menyentuh titik terendah hingga Rp 10.000 per kg. Namun, harga kembali merangkak naik hingga Rp 16.000 per kg saat ini setelah ada rencana pemusnahan 6 juta bibit ayam.
Meski begitu, Krissantono, Ketua Umum Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU) bilang, pemusnahan ayam yang sejatinya dilakukan bulan lalu tertunda hingga bulan Oktober ini. Dia berharap, pasokan kembali normal dan harga ayam bisa Rp 20.000 per kg di akhir tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News