kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelindo IV integrasikan pelabuhan dan pariwisata


Minggu, 22 Desember 2019 / 14:37 WIB
Pelindo IV integrasikan pelabuhan dan pariwisata
ILUSTRASI. Kawasan pembangunan Makassar New Port (MNP) yang terekam menggunakan kamera drone di Jl Sultan Abdullah Raya, Kaluku Bodoa, Tallo, Makassar, Sulsel, Minggu (20/8).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Azis Husaini

Di Makassar sendiri terdapat beberapa wisata yang layak untuk dikunjungi. Selain wisata kulinernya yang menggoda, ada juga tempat wisata bersejarah yang tersebar di Makassar. Wisata tersebut antara lain Pantai Losari, Benteng Rotterdam, Taman Nasional Bantimurung, Taman Laut Taka Bonerate, Malino, Tanjung Bira, Danau Tempe hingga Ramang-Ramang.

Baca Juga: IPC: Kajian holding BUMN pelabuhan butuh 6 bulan

Tak kalah menarik, wisata kuliner dengan bumbu yang khas Makassar turut melengkapi seperti Sop Konro dan Iga Bakar Karebosi, Sop Saudara, dan Aneka masakan ikan laut.

Di samping itu, Pelindo IV juga telah berkontribusi dalam memberikan multiflier efek terhadap pendapatan negara. Pendapatan dari ekspor bisa semakin meningkat lewat layanan direct export dan direct call di pelabuhan wilayah kerja Pelindo IV.

Saat ini 80 persen ekspor melalui transportasi laut. Melalui Direct Export, perusahaan cargo menjadi efisien dalam hal biaya, waktu, mandatory LC dan eskalasi kapal angkutan.

Dari sisi efisiensi waktu, direct export memangkas waktu perjalanan ke Eropa dan Amerika Serikat dari 29 hari menjadi 14 hari, ke China dari 24 hari menjadi 9 hari, ke Korea dari 26 hari menjadi 17 hari. Farid bilang, dengan rute baru Direct Ekspor, efisiensi biaya bisa dihemat hingga USD500 per kontainer.

Direct Export juga meningkatkan eskalasi kapal ekspor, sebelumnya mengangkut 700 kontainer menjadi lebih dari 1.100 kontainer.

Impor dan ekspor dari Terminal Petikemas Makassar mampu memberikan efek positif dilihat dari CAGR melalui pelabuhan lain. CAGR impor pelabuhan lain mencapai 15,28% sedangkan ekspor 11,9% sehingga ada gap minus (-) 3,29 %. Sedangkan melalui terminal MNP direct impor 19,5 % dan direct ekspor mencapai 24,8% sehingga ada suprlus 5,24%.

Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) revisi target pendapatan

"Direct expor mampu meningkatkan pendapatan daerah sekitar pelabuhan. Tadinya biaya ekspor masuk ke pelabuhan transit. Saat ini, masing-masing daerah pelabuhan direct export bisa turut menikmati pendapatan dari ekspor seperti pelabuhan Pantoloan, Ambon, Bitung, Sorong dan Jayapura," tambah Farid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×