Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
Widyawan menilai, Pertamina sudah siap menghadapi perkembangan global di bidang energi baru terbarukan, khususnya di sektor transportasi dengan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan.
Dia memproyeksikan hingga 2050, sekitar 50% dari bahan bakar kendaraan bersumber dari biofuel. Di samping itu, pembangkitan listrik dari sumber daya baru terbarukan akan terus bertumbuh.
Baca Juga: Pertamina: Beberapa perusahaan berminat jadi partner di Blok Mahakam
“Pertamina sudah terlibat langsung dalam pengembangan energi baru terbarukan untuk sektor transportasi, seperti pengembangan B20 dan baru-baru ini sudah meresmikan penggunaan B30,” jelas Widyawan.
Pertamina memproyeksikan energi fosil seperti minyak dan gas dan batubara, masih memainkan peran utama jika menggunakan scenario business-as-usual.
Berdasarkan scenario Market as Driver Pertamina, batubara masih mempunyai peran besar dalam bauran energi. Di samping itu, B30 dan E20 (Ethanol 20%) sudah diimplementasikan dibarengi dengan penggunaan solar rooftop, geothermal dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Baca Juga: Tekan penurunan produksi, Pertamina akan mengebor 122 sumur di Blok Mahakam pada 2020
Sementara itu, berdasarkan skenario Green as Possible, Pertamina memproyeksikan terjadi transisi elektrifikasi yang masif dari sumber energi fosil ke sumber energi baru terbarukan.