kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produk garmen lokal hanya menguasai 40% pangsa pasar Indonesia


Rabu, 04 Mei 2011 / 23:23 WIB
Produk garmen lokal hanya menguasai 40% pangsa pasar Indonesia
ILUSTRASI. Intip kurs dollar rupiah di BCA hari ini, Kamis 23 Juli 2020


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Produk garmen dari dalam negeri hanya mampu menguasai pangsa pasar dalam negeri sebesar 40%. Produk lokal tidak bisa memanfaatkan pasar yang terus berkembang sedangkan barang impor terus membanjiri pasar dalam negeri.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemasok Garmen dan Aksesori Indonesia (APGAI) Suryadi Sasmita mengatakan penguasaan pangsa pasar produk lokal terus mengalami penurunan karena produk global yang terus berdatangan sebagai dampak dari perdagangan bebas. "Dulu kami masih mampu menguasai 60% hingga 70% pangsa pasar dalam negeri," kata Suryadi, Rabu (4/5).

Di sisi lain, Suryadi mengatakan pasar garmen di Indonesia dengan penduduk 237 juta jiwa terus berkembang dan para pemain lokal juga mencatatkan peningkatan penjualan. Namun karena produk luar negeri juga berdatangan, maka produk lokal harus berebut porsi.

Suryadi mengatakan anggota APGAI sendiri saat ini memiliki sebanyak 500 merek. Sebelum produk asing berdatangan sebagai dampak pasar bebas, merek-merek itu masih mampu mendominasi produk di department store di Indonesia. Tapi kini peran mereka semakin tergerus hingga hanya menguasai 40% saja.

Sementara itu, Suryadi mengatakan ekspor produk garmen belum cukup menjanjikan. Hal itu bisa terlihat dari ekspor anggota APGAI yang sangat kecil hanya kurang dari 5% dari total penjualan. Untuk itu, APGAI bekerjasama dengan konsultan Lifestyle, Worth Global Style Network (WGSN) yang berbasis di London untuk meningkatkan kemampuan dari produsen garmen dan aksesori Indonesia agar bisa bersaing di pasar global.

Kerjasama itu meliputi implementasi sistem WGSN, terkait displai hingga tren fesyen terbaru yang di pasar global. "Saya harap program ini mampu mempersiapkan industri garmen nasional menghadapi sejumlah kerjasama bilateral dan regional yang diikuti Indonesia," kata Suryadi.

Maklum, selain dengan Asean-China, Indonesia juga sedang mempersiapkan kerjasama dengan Uni Eropa, India, Australia, dan Selandia Baru.

Presiden Direktur Henry Adams London, Tommy Kurniadi mengatakan kerjasama yang dilakukan akan membantu produk Indonesia agar bisa memasuki pasar global. Meski produk Indonesia berkualitas bagus, namun untuk bisa masuk ke pasar luar negeri seperti Eropa harus mengikuti tren model di negara tujuan. "Kerjasama ini sangat menguntungkan karena akan membantu terbukanya akses pasar produk Indonesia terutama ke Eropa,” kata Tommy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×