Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
Andriah Feby Misna mengatakan, estimasi itu didapat dengan mengkomparasikan impor solar yang berdasarkan harga Mean of Plattss Singapore (MOPS), volume FAME yang digunakan dan kurs rupiah.
"Itu estimasi saja, berapa biofuel yang bisa dipakai, segitu impor yang kita kurangi," jelasnya.
Sementara itu, menurut peneliti Indef, Abra P. G. Talattov, dengan tambahan campuran biosolar dari B20 ke B30 maka devisa yang bisa dihemat minimal mencapai sekitar US$ 2 miliar atau Rp 30 triliun.
Baca Juga: Pelaku industri sawit optimis harga CPO memiliki tren positif di tahun 2020
Perkiraan tersebut dihitung berdasarkan estimasi pengurangan impor solar sepanjang tahun 2019 karena program B20. "Penghematan devisa tersebut akan sangat bergantung dengan fluktuasi harga minyak dunia tahun ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Abra memprediksi, harga minyak mentah dunia berpotensi naik. Hal itu dipicu oleh memanasnya eskalasi geopolitik Amerika Serikat dan Iran. Jika harga minyak melonjak, kata Abra, maka penghematan devisa dari program B30 akan lebih tinggi lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News