Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kementerian Perdagangan mengizinkan Bulog mengimpor 1.000 ton secondary cut dan jeroan sapi. Langkah ini bersamaan dengan aksi Kementerian Perdagangan yang membuka izin impor sapi siap potong 29.000 ekor pada importir.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Kemdag) Partogi Pangaribuan mengatakan, izin impor daging potong sekunder dan jeroan kepada Bulog telah diterbitkan pekan lalu. Pemberian izin impor ini kepada Bulog diharapkan bisa meredam kenaikan harga daging sapi di pasaran.
Nantinya Bulog diharapkan segera melakukan operasi pasar dengan menjual secondary cut dan jeroan di pasaran. Izin ini tidak diberikan kepada para importir umum untuk menjaga pasokan sapi lokal dan harga di pasar.
Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel menambahkan, sampai saat ini pasokan daging sapi di pasaran tercukupi. Ia membantah adanya kenaikan harga daging di sejumlah daerah.
Menurutnya, pasokan daging sapi di pasaran telah cukup sehingga tidak mungkin ada kenaikan harga. "Kalau ada kenaikan harga daging sapi di daerah tertentu segera laporkan, kita akan mempelajari apa penyebnya," terang Rachmat.
Mendag mengatakan, kenaikan harga-harga menjelang lebaran tidak murni karena ulah spekulan. Tapi bisa juga penyebabnya masalah logistik. Sebab kalau tiba-tiba permintaan meningkat signifikan sementara pasokan masih dalam perjalanan.
Karena itu, ia mengatakan selama ini pemerintah mulai membenahi logistik seperti pelabuhan. Selain itu, pemerintah juga menggunakan jasa kereta api dan kapal untuk mengangkut logistik ke sejumlah daerah. "Kalau ke Papua, kita akan menggunakan jasa kapal Pelni untuk mengangkut logistik," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News