Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
Awaluddin menambahkan, target pesawat siap beranjak dari tempat parkir (TOBT) dapat dipenuhi, untuk kemudian pesawat menuju taxiway dan runway, lalu take off. Keseluruhan proses tersebut dapat dilakukan dengan persiapan yang lebih matang, lebih cepat dan konsisten melalui A-CDM.
Di samping itu, persiapan di dalam terminal bandara juga dapat dilakukan lebih awal misalnya menentukan gate keberangkatan/kedatangan sesuai dengan profil penumpang, menentukan jumlah personel aviation security yang harus melakukan pengawasan, menentukan letak conveyor belt agar penumpang tidak menunggu lama ketika mengambil bagasi, hingga menentukan check-in counter.
"Intinya dari penumpang mendarat sampai keluar terminal bisa disiapkan sebelum-sebelumnya, dan sebaliknya bisa menjaga kelancaran flow saat penumpang sampai di bandara hingga terbang," ungkap Awaluddin.
Baca Juga: Penerbangan di Bandara Soetta buka sebagian saat corona, ini terminal yang beroperasi
Di dalam melakukan implementasi A-CDM, Bandara Soekarno-Hatta telah melakukan persiapan sejak lama di antaranya dengan mendirikan gedung Airport Operation Control Center (AOCC) yang dilengkapi sejumlah peralatan teknologi terkini.
Sementara itu, AirNav Indonesia telah mengembangkan sistem Air Traffic Flow Management (ATFM).
Direktur Utama AirNav Indonesia M. Pramintohadi Sukarno mendukung penuh implementasi A-CDM di Soekarno-Hatta.
“AirNav Indonesia mendukung penuh implementasi A-CDM di Bandara Soekarno-Hatta untuk lebih menciptakan efisiensi dan efektifitas dalam penerbangan,” ujar Pramintohadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News