Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melanjutkan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Tahap II, PT Hutama Karya (Persero) mengakselerasi rencana pembangunan jalan tol Ruas Rengat – Pekanbaru Seksi Lingkar Pekanbaru (Junction Pekanbaru – Bypass Pekanbaru) sepanjang 30,57 km.
Direktur Operasi III Hutama Karya, Koentjoro, mengatakan pembangunan tol ini akan terkoneksi dengan tiga ruas JTTS, yakni jalan tol Ruas Rengat – Pekanbaru, Ruas Pekanbaru – Bangkinang, dan backbone Trans Sumatera Ruas Pekanbaru – Dumai. Penandatanganan kontrak proyek akan dilakukan pada akhir bulan Agustus atau awal bulan September mendatang.
"Kami berharap dengan terhubungnya konektivitas infrastruktur jalan tol ini dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi dan Provinsi Riau menjadi epicentrum Sumatera,” kata Koentjoro dalam keterangan resmi, Senin (21/8).
Baca Juga: Kementerian BUMN Percepat Restrukturisasi, Saham BUMN Karya Bisa Seksi Lagi?
Koentjoro menyebutkan, jalan tol yang ditargetkan selesai dan dioperasikan pada akhir tahun 2024 ini juga dapat meningkatkan arus pelayanan distribusi barang dan jasa dari arah Sumatera Barat menuju ke Riau.
Juga untuk mengurai kemacetan dalam Kota Pekanbaru karena kendaraan logistik dari arah Sumatera Barat menuju Sumatera Utara sudah dapat langsung toll - to - toll, serta memudahkan konektivitas ke berbagai tempat pariwisata, salah satunya seperti Candi Muara Takus.
Sebagai informasi, kontraktor pembangunan jalan tol ini akan dilakukan anak usaha Hutama Karya yakni PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) dengan scope pekerjaan meliputi konstruksi galian dan timbunan badan jalan, jembatan, junction Pekanbaru, rest area dan gerbang tol.
Sementara rencana fasilitas struktur yang nantinya akan melengkapi jalan tol ini di antaranya 3 underpass, 6 overpass, 3 interchange, 3 gerbang tol, dan 1 pasang rest area tipe A.
Pembangunan jalan tol ini nantinya juga akan didukung oleh sejumlah penggunaan digital construction di antaranya Building Information Modelling (BIM) dan Light Detection and Ranging (LiDAR) untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, mengefisienkan waktu pengerjaan dan hasil yang tepat mutu.
Sementara untuk mengatasi tantangan tanah lunak, dalam pelaksanaan pekerjaan proyek akan menggunakan teknologi Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading pada struktur tanah timbunan dan penggunaan konstruksi Pile Slab diatas tanah lunak dengan kedalaman lebih dari 10 meter.
Baca Juga: Hutama Karya Bakal Jual Tol Lagi? Ruas Mana yang Ditawarkan ke Investor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News