Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Nilai ekspor kopi tahun ini kemungkinan bisa meningkat menjadi US$ 1,4 miliar dari US$ 1,2 miliar tahun lalu. Produksi kopi yang lebih tinggi menjadi pendorong kenaikan tersebut.
Tahun ini, Kementerian Pertanian menargetkan produksi kopi sebanyak 763.000 ton. Jumlah itu naik 16,11% dibanding realisasi 2012 yang menurut perhitungan Kemtan sebanyak 657.138 ton.
Irfan Anwar, Ketua Umum Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) bilang, Indonesia merupakan eksportir kopi terbesar nomor tiga dunia setelah Brasil dan Vietnam. Hanya saja dari sisi produktivitas, saat ini produktivitas kebun kopi Indonesia masih sangat rendah.
Menurut data AEKI, pada 2012 lahan kopi Indonesia mencapai 1,3 juta hektare (ha) dengan produksi 748.000 ton. Dari jumlah itu sebanyak 520.000 ton diekspor dan 230.000 ton untuk domestik.
Produksi kopi Indonesia paling besar jenis robusta mencapai 75%, sedangkan robusta 25% . Ekspor kopi arabika terbesar menuju Amerika sedangkan ekspor kopi robusta ke Eropa dan Jepang.
Produksi kopi Indonesia masih kalah dari Brasil yang mencapai 3 juta ton per tahun dengan 70% adalah jenis arabika. Sementara Vietnam mampu memproduksi kopi sebesar 1,3 juta ton dengan 80% jenis robusta.
Menurut Irfan kinerja ekspor kopi Indonesia kalah karena produktivitas kebun rendah. "Meski peringkat ketiga, produktivitas masih kalah," kata Irfan yang juga Presiden Direktur Coffindo ini.
Rata-rata produktivitas kopi Indonesia hanya 740 kg per ha per tahun, padahal Vietnam mencapai 2,3 ton dan Brasil 2,5 ton per ha per tahun.
Oleh karena itulah pemerintah dan swasta kemudian melakukan upaya peningkatan produktivitas kopi. Salah satunya adalah PT IndoCafco, anak usaha perusahaan perdagangan kopi global ECOM Agroindustrial Corp.
Bekerjasama dengan International Finance Corporation (IFC), perusahaan ini berusaha meningkatkan produktivitas petani kopi di Sumatera Utara. Melanie Landthander, Sustainable Manager IndoCafco mengatakan, dalam tiga tahun pihaknya memberikan pelatihan kepada 6.000 petani kopi Sumut tentang cara bertani kopi yang benar.
Melanie berharap perusahaan akan mendapatkan tambahan serapan kopi dan mendapatkan kualitas kopi yang lebih baik. "Kopi yang kami serap jenis robusta dan arabika baik dari Sumut maupun Sumatera Selatan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News