kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pertamina, Barito, Sinar Mas, hingga Astra Garap Industri Panas Bumi


Senin, 18 September 2023 / 18:30 WIB
Pertamina, Barito, Sinar Mas, hingga Astra Garap Industri Panas Bumi
ILUSTRASI. Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) milik Star Energy Geothermal - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) di Jawa Barat.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

Ketua Umum Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API), Prijandaru Effendi menambahkan, sumber pendanaan bagi masing-masing pengembang panas bumi berbeda-beda. Ada yang melakukan IPO atau mencari partner strategis tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan.

“Dana yang didapatkan ini tentu dapat membantu korporasi untuk menambah kapasitas terpasangnya dalam waktu dekat dan jangka panjang membiayai kegiatan eksplorasinya,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (17/9).

Dengan adanya ekspansi tersebut, Prijandaru melihat, akan terjadi penambahan kapasitas panas bumi dalam waktu dekat melalui terapan teknologi di sumur panas bumi.

Baca Juga: Catatan Pelaku Usaha Panas Bumi Jika PLN Mau Andalkan PLTP Jadi Pemikul Beban Dasar

Salah satunya dengan pemanfaatan fluida yang diolah kembali dengan memakai binary teknologi. Adapun proses pemanfaatan fluida tersebut diinjeksikan ke dalam sumur.

“Pastinya penambahan kapasitas panas bumi ini sudah ada di dalam RUPTL dan sudah mempunyai PPA dengan PLN,” jelasnya.

Setali tiga uang, Board of Director International Geothermal Association (IGA), Surya Darma menilai keikutsertaan beberapa perusahaan besar dalam industri panas bumi akan memberikan dampak yang sangat baik.

Saat ini dalam masa transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE), panas bumi bisa menjadi tulang panggung menjaga ketahanan energi dalam pelaksanaan transisi energi.

“Jika keikutsertaan Pertamina tentu sudah tidak diragukan lagi, karena Pertamina memang menjadi pionir pengembangan panas bumi di Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, ikut sertanya perusahaan yang berbasis kelapa sawit seperti Sinar Mas dan Astra Group tentu saja menjadi pertanyaan karena usaha panas bumi yang sangat berbeda dengan bisnis perkebunan maupun otomotif.

Baca Juga: PLN Beri Bocoran Soal Tambahan 60 GW Pembangkit EBT di RUPTL Baru

Namun, keikutsertaan kedua korporasi besar itu bisa menjadi magnet bagi perusahaan lainnya.

“Bisnis panas bumi sangat beresiko dibandingkan agro industri maupun otomotif. Tetapi perlu disambut gembira agar di masa depan pengembangan panas bumi akan semakin intensif,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×