kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Industri belum berhasrat Cilamaya


Kamis, 20 November 2014 / 10:52 WIB
Industri belum berhasrat Cilamaya
ILUSTRASI. 5 Penyakit yang Sering Menyerang Lansia


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kepastian pembangunan mega proyek pelabuhan internasional Cilamaya membawa angin segar bagi pebisnis kawasan industri. Dipastikan, kawasan industri yang berada di sekitar pelabuhan kena imbas positif.

Sanny Iskandar, Ketua Himpunan Kawasan Industri Seluruh Indonesia (HKI) optimistis keberadaan Cilamaya secara perlahan bakal menggeser kawasan industri di Bekasi dan Karawang beralih ke Subang yang lokasinya berdekat an dengan Cilamaya. "Kawasan industri di Bekasi dan Karawang semakin lama semakin penuh," katanya kepada KONTAN pekan lalu.

Apalagi ia melihat kondisi pelabuhan tersibuk di negeri ini, Pelabuhan Tanjung Priok semakin padat. Kenyataan ini membuat kebutuhan pelabuhan baru, seperti pelabuhan Cilamaya, sudah tidak bisa ditunda lagi. Sudah saatnya kawasan industri yang berlokasi di Karawang dan Subang mendapat dukungan penyediaan infrastruktur. Salah satunya adalah pelabuhan.

Meskipun demikian, Sanny yang merangkap sebagai  Direktur Kawasan Industri KIIC (Karawang International Industrial City) menyatakan pihaknya masih belum punya rencana memperluas sayap bisnis ke Subang. Pihaknya masih menunggu keseriusan pemerintah untuk mewujudkan pelabuhan Cilamaya.

Sekretaris Perusahaan PT  Kawasan Industri Jababeka Tbk, Muljadi Subanda malah bilang, hingga kini pihaknya fokus mengembangkan kawasan industri di Cikarang dan Kendal. Menurut dia, proyek Cilamaya masih harus ditunjang sarana infrastruktur yang lain, seperti jalan tol.

Jababeka sendiri tidak khawatir kehadiran Cilamaya bakal menggerus laju bisnis perusahaan ini. Pasalnya, Jababeka mengklaim sudah membangun kawasan industri di Cikarang secara terpadu dan menjadi kota mandiri. 

Apalagi memiliki fasilitas dry port dan pembangkit listrik sendiri. "Jababeka sudah mature menjadi kota dengan infrastruktur lengkap bahkan tidak dimiliki oleh kawasan industri lain," klaim dia.

Begitu pula PT Intiland Development Tbk (DILD) yang lebih fokus menuntaskan proyek kawasan industri di Ngoro, Mojokerto, Jawa Timur. Theresia Rustadi, Head of Corporate Secretary Intiland   bilang, saat ini pihaknya belum berencana melebarkan sayap ke daerah lain. Malah dalam waktu dekat Intiland ingin membangun kawasan industri baru seluas 500 hektare di Jawa Timur.

Sedangkan PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) tidak gentar dengan keberadaan Cilamaya. Asa Siahaan, Investor Relation dan Corporate Finance Bekasi Fajar optimistis, pasar kawasan industri di Bekasi dan Karawang masih cerah. "Khususnya bagi industri otomotif," katanya.

Karena itu, tidak mudah bagi kawasan industri sekitar Cilamaya bersaing dengan di Bekasi dan sekitarnya. Terutama untuk sektor otomotif. Pasalnya, para pemasok ke industri otomotif pasti bakal memilih berdekatan dengan pabrik otomotif.

Ferry Salanto, Associate Director Research Colliers justru melihat harga kawasan industri di Cilamaya bisa lebih mahal ketimbang di Bekasi atau Karawang. Syaratnya adalah seluruh infrastruktur sudah memadai. Saat ini saja, sudah ada beberapa pengembang yang mengincar lahan di kawasan ini. "Tapi ini memang butuh proses," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×