kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.122.000   32.000   1,53%
  • USD/IDR 16.630   72,00   0,43%
  • IDX 8.051   42,68   0,53%
  • KOMPAS100 1.123   6,98   0,62%
  • LQ45 810   0,68   0,08%
  • ISSI 279   2,38   0,86%
  • IDX30 423   1,81   0,43%
  • IDXHIDIV20 485   2,83   0,59%
  • IDX80 123   0,38   0,31%
  • IDXV30 132   0,38   0,29%
  • IDXQ30 135   0,57   0,43%

Pasar SPBU Masih Milik Pertamina, Swasta Tertahan di 2.314 Outlet


Minggu, 21 September 2025 / 19:07 WIB
Pasar SPBU Masih Milik Pertamina, Swasta Tertahan di 2.314 Outlet
ILUSTRASI. Hingga kuartal I-2025, PT Pertamina (Persero) masih mendominasi bisnis ritel Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga kuartal I-2025, PT Pertamina (Persero) masih mendominasi bisnis ritel Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional.

Berdasarkan data Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Pertamina mengoperasikan 13.603 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dari total 15.917 SPBU di Indonesia.

Baca Juga: Menakar Potensi Penambahan Volume Impor BBM untuk SPBU Swasta Usai Insiden Kelangkaan

Dengan jumlah tersebut, Pertamina menguasai pangsa pasar 85,47%. Sementara sisanya, 2.314 SPBU milik badan usaha (BU) swasta hanya menguasai 14,53% pasar.

Berikut perbandingan jumlah SPBU di Indonesia:

  • PT Pertamina Patra Niaga – 13.603 outlet
  • PT AKR Corporindo Tbk – 105 outlet
  • PT ExxonMobil Lubricants Indonesia – 125 outlet
  • PT Shell Indonesia – 186 outlet
  • PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) – 61 outlet
  • PT Vivo Energy Indonesia – 34 outlet
  • PT Mitra Utama Energi – 2 outlet
  • PT Mitra Andalan Batam – 1 outlet

Baca Juga: Faktor Kepercayaan Masyarakat dalam Kisruh Kelangkaan BBM di SPBU Swasta

Persebaran SPBU

Pengamat migas sekaligus Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), Sofyano Zakaria, menilai bahwa selain jumlah, faktor persebaran SPBU juga penting diperhatikan.

“Secara angka SPBU swasta jauh lebih sedikit, namun SPBU Pertamina tersebar lebih merata termasuk di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T). Pemerintah sudah perlu mewajibkan pengusaha swasta membangun SPBU di wilayah 3T agar lebih adil,” ujar Sofyano kepada Kontan.co.id, Minggu (21/9/2025).

Ia juga menyinggung fenomena meningkatnya konsumen di SPBU swasta saat maraknya kasus korupsi tata kelola BBM di Pertamina. Namun, menurutnya tren tersebut perlu dikaji lebih dalam.

“Peningkatan pembelian BBM di SPBU swasta sepertinya hanya signifikan dalam waktu singkat ketika kasus Pertamina ramai. Artinya, perlu dibuktikan apakah kenaikan itu terjadi terus-menerus,” jelasnya.

Baca Juga: Pasok BBM untuk SPBU Swasta, Pertamina Patra Niaga Beberkan Sejumlah Penawaran

Kendali Impor BBM

Dari sisi konsumen, Ketua Forum Konsumen Berdaya Indonesia (FKBI) Tulus Abadi menekankan pentingnya pengendalian impor BBM.

“Saat ini impor minyak mentah kita hampir 1 juta barel per hari. Pemerintah sebaiknya tidak menambah kuota impor BBM, baik untuk SPBU swasta maupun Pertamina, demi menghemat devisa negara,” kata Tulus.

Ia menambahkan, SPBU swasta perlu segera menstabilkan kuota pasokan BBM, apalagi sudah ada kesepakatan kerja sama dengan Pertamina untuk memasok BBM murni (best fuel) tanpa zat aditif tertentu.

“Jika SPBU swasta konsisten melindungi konsumen dan kepentingan publik yang lebih luas, maka kuota BBM mereka harus segera stabil,” tegas Tulus.

Baca Juga: Soal Potensi PHK di SPBU Swasta, Bahlil: Mereka Punya Hati yang Baik

Dukungan Pemerintah

Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian ESDM menyatakan akan terus memfasilitasi kerja sama business to business (B2B) antara Pertamina dan BU swasta, agar kebutuhan BBM non-subsidi tetap terjamin.

Adapun Pertamina Patra Niaga masih memiliki sisa kuota impor sekitar 7,52 juta kiloliter atau 34%, cukup untuk memenuhi tambahan alokasi bagi SPBU swasta sebesar 571.748 kiloliter hingga Desember 2025.

Selanjutnya: Tips Cepat Bikin Halaman Baru di Word: Anti Berantakan

Menarik Dibaca: 5 Tanaman Pembawa Sial yang Harus Disingkirkan dari Rumah, Ada Mawar!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×