kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pertamina pastikan tak tambah impor BBM karena kebakaran kilang Balongan


Senin, 05 April 2021 / 06:42 WIB
Pertamina pastikan tak tambah impor BBM karena kebakaran kilang Balongan
ILUSTRASI. Tim HSSE & Fire Fighter Pertamina berupaya memadamkan api di lokasi insiden terbakarnya Kilang Balongan RU VI


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina tekankan pihaknya tidak akan menambah impor bahan bakar minyak (BBM) karena kebakaran empat tangki di area Kilang Balongan, Indramayu pekan lalu. Adapun pemenuhan kebutuhan BBM nasional di klaim masih bisa terpenuhi lewat produksi Kilang Tuban dan Kilang Cilacap.

Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Agus Suprijanto menekankan bahwa pihaknya tidak akan melakukan impor BBM karena dampak kebakaran tangki di Kilang Balongan beberapa waktu lalu.

"Biasanya jelang Ramadhan prediksinya ada lonjakan permintaan (BBM), dan Pertamina tidak ada rencana menambah impor karena dari sisi supply contohnya Kilang Cilacap masih bisa ditingkatkan," kata Agus dalam diskusi Kamis (1/4) secara daring.

Dia juga menekankan ruang untuk menambah impor BBM bakal jadi pilihan terakhir, dimana dia menekankan supply tambahan dari beberapa kilang yang ada cukup untuk menutupi berkurangnya pasokan akibat kebakaran tangki di area Kilang Balongan.

Baca Juga: ​Daftar harga BBM Pertamina terbaru April 2021 di 34 Provinsi di Indonesia

Di samping itu, proses investigasi penyebab insiden juga sedang berlangsung dan akan dipercepat penyelesaiannya. Upaya tersebut sekaligus jadi wujud komitmen Pertamina dalam penerapan prinsip zero tolerance terhadap setiap insiden yang terjadi di lingkungan Pertamina.

"Kami tidak pernah secara eksplisit sebut (penyebab kebakaran) karena petir. Sekarang kami komitmen investigasi dan menginginkan investigasi objektif dan concern, sehingga penyebab insiden bisa diketahui," ungkapnya.

Adapun hingga Jumat (2/4) Pertamina masih tetap melakukan pendinginan dan pengawasan di area tanki T-301 di Kilang Balongan, sambil memastikan tidak ada potensi api akan muncul lagi, termasuk dari minyak yang kemungkinan masih terperangkap dalam lipatan dinding plat tanki yang telah dipadamkan.

Selain itu, peralatan pemadam dan foam tetap standby di sekitar area tanki. Dengan begitu, jika ada titik api yang kembali muncul sudah dapat diantisipasi sebagai bagian dari proses pendinginan. Pengawasan 24 jam juga terus dilakukan dan Offensive fire fighting segera dilakukan apabila ditemui ada titik api yang muncul kembali.

Untuk itu, Pertamina juga meminta dukungan dan doa masyarakat agar pihaknya dapat menangani insiden tersebut hingga benar-benar aman.

Agus menjelaskan bahwa sejak insiden terjadi, Pertamina juga telah membentuk tim investigasi internal yang bekerja sama dengan aparat penegak hukum (APH). Pertamina membuka seluas-luasnya akses kepada APH untuk melakukan investigasi.

Sebagai informasi per Selasa (30/3) pasokan bahan bakar minyak (BBM) di klaim masih aman, terdiri dari pasokan gasoline (bensin) nasional yang mencapai 10,5 juta barel, gasoil (solar) sebanyak 8,8 juta barel dan Avtur sebanyak 3,2 juta barel.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, Pertamina gelar diskon BBM Rp 300 per liter

Adapun Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu mengungkapkan potensi untuk menambah impor BBM tidak dapat dipungkiri. Logikanya, ketika kapasitas kilang nasional adalah 800.000 bph, sedangkan konsumsi BBM nasional mencapai 1,2 juta bph, artinya sekitar 400.000 bph dipenuhi lewat impor BBM. Sementara itu, produksi untuk Kilang Balongan sebelum kebakaran adalah 125.000 bph.

"Di tengah sulitnya mendapat devisa, ada kebakaran sehingga Pertamina akan mengimpor sekitar produksi balongan. Ada kurang 100.000 bph harusnya impor, logikanya kaalau ada kurang produksi ya impor," jelas Said dalam diskusi daring yang digelar Jumat (2/4).

Said juga menekankan, meskipun kelangkaan BBM di masyarakat kemungkin bisa diatasi, tapi Pertamina tetap harus mengimpor dan mengeluarkan devisa senilai 125.000 bph untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lantaran Kilang Balongan tidak beroperasi sementara.

Pengamat Energi Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara dalam diskusi Jumat (2/4) menekankan pentingnya transparansi impor BBM di tengah turunnya konsumsi masyarakat akibat Covid-19 di tahun lalu.

Selain itu, manajemen Pertamina juga diminta untuk memperhatikan keandalan dan sumber daya manusia di dalam perusahaan.

"Transparansi impor saat ini seperti apa, jangan sampai ini (kebakaran tangki) menjadi ladang bagi mafia untuk impor BBM," tegas Marwan, Jumat (2/4).

Dalam diskusi yang digelar Ruang Energi Kamis (1/4), Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menekankan pentingnya upaya meyakinkan masyarakat bahwa tidak akan terjadi kelangkaan pasokan.

Baca Juga: Pertamina percepat proses investigasi kebakaran di area kilang Balongan

"Keamanan pasokan dan cadangan-cadangan jangan sampai jadi peluang buat (tambah) impor BBM," tegasnya dalam acara yang sama.

Wakil Ketua Dewan Penasihat Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir juga mengungkapkan pentingnya proses investigasi memastikan sumber kebakaran. Masyarakat perlu mendapat jawaban meliputi potensi adanya maintenance error, operasional error, retakan atau pecahan pada tangki, faktot kelalaian atau karena disaster atau gempa bumi.

"Sebelumnya, kabar beredar di masyarakat sempat ada bau yang keluar sebelum kejadian (kebakaran) ini yang perlu ditelusuri," jelas Inas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×